Hikayat

HIKAYAT TELAGA WARNA

Gambar terkait 

 

Zaman dahulu kala, wilayah puncak, Bogor ini adalah sebuah kerajaan yang makmur.Kerajaan ini bernama Kutatanggeuhan. Dipimpin oleh seorang Raja yang Adil bijaksana, bernama Prabu Suarnalaya dengan permaisurinya bernama Purbamanah. Dibawah kepemimpinan nya rakyat hidup sejahtera, karena memang alam yang subur telah memberi kehidupan yang layak buat semua masyarakat. Di tengah semua kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya, sesunggunya Raja sedang merasa risau dan sedih. Perkawinan nya yang sudah memasuki tahun ke 20 tidak juga di beri keturunan. Berbagai macam cara telah di lakukan oleh semua cerdik pandai di negeri Kutatanggeuhan. Akhirnya mereka semua menyerah dan menyarankan Raja untuk mengangkat anak saja sebagai penerusnya.

Namun Raja menolak semua saran ini. AkhirnyaPrabu Suarnalaya memutuskan untuk bertirakat dan bertapa selama beberapa lama di Puncak Gunung Gede. Di hari kedua, datang seorang malaikat menyapanya, “ wahai prabu Suarnalaya, sebaiknya kamu pulang saja, nasib mu sudah di putuskan, tidak akan ada keturunan darimu. Kamu sebaiknya mengangkat anak saja”.Sang Raja sangat marah mendengar ini,” Wahai malaikat, kenapaaku tidak diberi keturunan , bukankah selama ini aku selalu berbuat baik”,serunya. Malaikat tidak memperdulikan nya dan segera pergi.

Sang Raja termenung di pertapaannya. Diapun kembali bersemedi dan berkata dalam hati, aku akan terus bertapa disini sampai ada yang bisa mengabulkan permintaanku, sekalipun itu iblis. Di minggu kedua, Raja sudah hampir menyerah, ketika satu suara membangunkannya.

Wahai Raja Katatangeuhan, kulihat kau sangat ingin punya anak? Satu suara tanpa wujud datang dari arah samping nya. Dengan wajah masih diliputi kekagetan sang raja berkata, “ ya benar, ……….aku tak akan pulang sampai ada yang mampu mengabulkan permintaanku. Siapa anda? Tolong tunjukan wujud mu? Hening sesaat……….. “Tak perlu lah kau lihat wujud ku, Aku Iblis penunggu mata air Ciburial sanggup mengabulkan permintaan mu”, seru suara itu lagi. Benarkah itu?Jawab Raja denganpenuh harap. “ ya, namun ada syaratnya? Sahut sang Iblis. “Apa pun syarat nya akan aku penuhi”, seru Raja dengan Mantap. Baiklah seru iblis,“Takdirmu sebenarnya memang tidak akan mempunyai keturunan. Tapi karena kau memaksa maka akan aku kabulkan. Namun harus kau ingat, anak ini kuciptakan dari mata air milik ku, jangan pernah kau sakiti dia. Sekali kau memarahinya, maka kau akan kehilangan dia selama-lamanya”. “Aku akan menyayangi dan selalu membuatnya bahagia, aku berjanji” seru Sang Raja. Suara gaib itu kembali berujar, “sekarang kaupulanglah dan nantikan kehadiran anak mu dari Rahim isterimu”. Gua tempatnya bertapa kembali hening, hanya terdengargemerisik dedaunan yang tertiup angin. Rajapun segera beranjak dari pertapaannya dansegera pulang dengan hati yang gembira. *****

Beberapa bulan kemudian Sang Permaisuri positif hamil. Kenyataan itu disambut suka cita Sang Prabu, dan seluruh rakyat nya.Sembilan bulan kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang sangat cantik.Bayi perempuan itu lantas diberi nama Nyi Ajeng Gilang Rinukmi,kadang disebut Putri Ayu Kencana Ungu. Hari-demi hari pun berlalu dengan penuh kebahagiaan. Prabu Suarna laya dan istrinya sangat memanjakan anak semata wayang nya ini.Apapun keinginan sang putri akan diturutinya. Anak ini sedari kecil sudah sangat nakal, sehingga sang Rajasudah sangat kewalahan mengasuhnya. Tapitidak ada seorangpun yang berani memarahainya. Prabu Suarnalaya dan istrinya sangat khawatir dengan perjanjian yang telah mereka lakukan dengan penunggu mata air Ciburial. Putri yang cantiknamun sayang nya dengan perangai yang sangat buruk. Sang Prabu sudahkehilangan akal untukmengendalikan sikap putrinya. Namun rasa sayang mengalahkan semua kekecewaanpada putrinya ini. Pada Usia yang ke 17 tahun, sang putri ingin merayakan ulang tahunnya dengan besar-besaran.

     Prabu Suarnalaya pun berusaha mencariperhiasan yang unik dan indah dari pelosok negeri. Rakyat yang memang sangat mencintai sang raja pun ikut membantu. Terkumpulah batu-batu indah, berwarna-warni. Tiba pada hari peringatan ulang tahun nya, alun-alaun kerajaan sudah penuh dengan warga. Aneka hiburan disajikan untuk merayakannya. Rakyat bersuka cita menyambut Hari ulang tahun sang putri. Di acara puncak, Prabu Suarnalaya mengeluarkan hadiah untuk putri nya.

“Putriku, terimalah kado dari ayah dan bunda mu ini, seru sang raja kepada sang putri. Dengan tidak sabar sang putri segera merebut kotak tersebut dari tangan ayahnya.

 “ coba kulihat, serunya. Tangannya dengan cepat membuak kotak dan mengeluarkannya. “seuntai kalung berwarna-warni terbuat dari aneka batu pemata yang indah tampak di genggamannya.

 Wajah nya seketika cemberut,” Aku ingin perhiasan yang indah,terbuat dari emas dan permata, bukan batu busuk seperti ini”, teriaknya histeris.

 Kalung itu laludia lemparkan ke muka sang ibu. Habis sudah kesabaran Prabu Suarnalaya, mukanya merah padam menahan amarah. “Dasar kamu anak durhaka, cepat kau minta maaf pada ibumu”, bentaknya.

   Putri Kencana ungu tercekat, belum pernah dia melihat ayahnya marah seperti itu. Tak berapa lama setelahmarahnya prabu Saurnalaya, langit segera menghitam,hujan turun dengan derasnya. Air sungai meluap seketika merendam seisi kerajaan. Tubuh sang putriperlahan-lahan menyatu dengan air. Mencair seperti sebongkah es diatas air. Prabu Suarnalaya berteriak-teriak berusahamenggapai putrinya, tapi sang putri sudah menghilang. Seisi kerajaan habis terendam air bah yang datang dari seluruh mata air dan hujan.Kerajaan akhirnya terendam air, berubah menjadi telaga. Warna air telagapun sering berubah-ubah. Warna air telaga terkadang hijau, biru, kuning dan kemerah-merahan.

Perubahan warna ini konon karena warna-warna yang ada pada kalung yang dilemparkan sang putri. Diwaktu-waktu tertentu, jika kita beruntung kita dapatmelihat 2 ekor ikan besar jelmaan dari prabu Suarnalaya dan Permaisurinya. Masyarakat memberinya nama Si Tihul untuk yang berwarnahitam sedangkan yang berwarna kuning disebut si layung. Kabarnya, dua ikan ini sering berpindah-pindah. Sesekali sering terlihat di sumber mata air Sarongge Cianjur, dan kali lain ada di sumber air Ciburial Bogor.Konon orang yang berhasil melihat kedua ikan ini,segala cita-citanya akan tercapai. Legenda ini diceritakan turun temurun oleh masyarakat sekitar desa Tugu, Puncak Bogor.

 

 

ISI POKOK

KUTIPAN

Kerajaan bernama Kutatanggeuhan. Dipimpin oleh seorang Raja yang Adil bijaksana, bernama Prabu Suarnalaya dengan permaisurinya bernama Purbamanah. Perkawinan nya yang sudah memasuki tahun ke 20 tidak juga di beri keturunan.

Kerajaan ini bernama Kutatanggeuhan. Dipimpin oleh seorang Raja yang Adil bijaksana, bernama Prabu Suarnalaya dengan permaisurinya bernama Purbamanah. Dibawah kepemimpinan nya rakyat hidup sejahtera, karena memang alam yang subur telah memberi kehidupan yang layak buat semua masyarakat. Di tengah semua kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya, sesunggunya Raja sedang merasa risau dan sedih. Perkawinan nya yang sudah memasuki tahun ke 20 tidak juga di beri keturunan.

 

 

Prabu Suarnalaya memutuskan untuk bertirakat dan bertapa selama beberapa lama di Puncak Gunung Gede.

Namun Raja menolak semua saran ini. AkhirnyaPrabu Suarnalaya memutuskan untuk bertirakat dan bertapa selama beberapa lama di Puncak Gunung Gede. Di hari kedua, datang seorang malaikat menyapanya, “ wahai prabu Suarnalaya, sebaiknya kamu pulang saja, nasib mu sudah di putuskan, tidak akan ada keturunan darimu

 

 



 

KRAKTERISTIK

KUTIPAN

Kemustahilan.

Tubuh sang putri perlahan-lahan menyatu dengan air. Mencair seperti sebongkah es diatas air.

Kalung itu laludia lemparkan ke muka sang ibu. Habis sudah kesabaran Prabu Suarnalaya, mukanya merah padam menahan amarah. “Dasar kamu anak durhaka, cepat kau minta maaf pada ibumu”, bentaknya.

   Putri Kencana ungu tercekat, belum pernah dia melihat ayahnya marah seperti itu. Tak berapa lama setelahmarahnya prabu Saurnalaya, langit segera menghitam,hujan turun dengan derasnya. Air sungai meluap seketika merendam seisi kerajaan. Tubuh sang putriperlahan-lahan menyatu dengan air. Mencair seperti sebongkah es diatas air. Prabu Suarnalaya berteriak-teriak berusahamenggapai putrinya, tapi sang putri sudah menghilang. Seisi kerajaan habis terendam air bah yang datang dari seluruh mata air dan hujan.Kerajaan akhirnya terendam air, berubah menjadi telaga.

Kesaktian

Namun harus kau ingat, anak ini kuciptakan dari mata air milik ku, jangan pernah kau sakiti dia.

, Aku Iblis penunggu mata air Ciburial sanggup mengabulkan permintaan mu”, seru suara itu lagi. Benarkah itu?Jawab Raja denganpenuh harap. “ ya, namun ada syaratnya? Sahut sang Iblis. “Apa pun syarat nya akan aku penuhi”, seru Raja dengan Mantap. Baiklah seru iblis,“Takdirmu sebenarnya memang tidak akan mempunyai keturunan. Tapi karena kau memaksa maka akan aku kabulkan. Namun harus kau ingat, anak ini kuciptakan dari mata air milik ku, jangan pernah kau sakiti dia. Sekali kau memarahinya, maka kau akan kehilangan dia selama-lamanya”.

Istana sentris.

Kerajaan.

Zaman dahulu kala, wilayah puncak, Bogor ini adalah sebuah kerajaan yang makmur.Kerajaan ini bernama Kutatanggeuhan. Dipimpin oleh seorang Raja yang Adil bijaksana, bernama Prabu Suarnalaya dengan permaisurinya bernama Purbamanah. Dibawah kepemimpinan nya rakyat hidup sejahtera, karena memang alam yang subur telah memberi kehidupan yang layak buat semua masyarakat. Di tengah semua kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya, sesunggunya Raja sedang merasa risau dan sedih. Perkawinan nya yang sudah memasuki tahun ke 20 tidak juga di beri keturunan. Berbagai macam cara telah di lakukan oleh semua cerdik pandai di negeri Kutatanggeuhan.

Anonim

Tidak ada pengarangnya.

 

 

 

Leave a Reply