membuat puisi (menganalisis)

Menganalisais Unsur Pembangun Puisi

 

 

Hanya Bayang-bayang

Karya: Olivya Chairisza

 

Kau bagaikan fatamorgana

di padang pasir.

Kukejar demi angan tuk lepaskan dahaga.

Membuatku terbuai dengan tiupan ilusinya.

 

Kilaumu begitu melenakan,

Gemerlapmu membuat akalku hilang fungsi

Hingga tak sempat sontakan diri

Kematian akan dating tanpa basa-basi.

 

Sampai kapan duhai diri,

Terpenjara dalam kesibukan tak berujung

Terbelenggu dalam dekapan kawan duniawi

Yang lupakan dari-Nya

Lenakan dari keabadian.

 

Sadarlah wahai diri,

Dia bagaikan bayang-bayang.

Yang kau kejar tiada arti

Sadarlah wahai diri,

Semua hanya tipuan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menganalisis puisi karangan sendiri

 

Diksi dalam Puisi

1)      Makna kias (konotatif)

 

Bait I

§  “Kau bagaikan fatamorgana di padang pasir” diartiakan bahwa kau “dunia” hanyalah sesuatu yang tidak abadi atau yang bisa hilang.

§  “yang ku kejar demi anggan tuk lepaskan dahaga” maksudnya adalah yang dikejar untuk kesenangan semata.

§  “Membuatku terbuai dengan tiupan ilusinya” maksudnya adalah dunia hanyalah kesenangan semata yang membuat kita lupa akan ketidak abadiannya.

 

Bait II

§  “kilaumu begitu melenakan” maksudnya adalah kesenangan sementara yang membuat lalai.

§  “gemerlapmu membuat akalku hilang fungsi”maksudnya adalah kesenangan dunia membuatku menjadi lupa.

§  “hingga tak sempat sontakan diri” maksudnya adalah sehingga tak sempat menginggatkan diri.

§  “kematian akan datang tanpa basa-basi”maksudnya adalah kematian itu akan datang tanpa kita sadari.

 

Bait III

§  “Sampai kapan duhai diri,terpenjara dalam kesibukan tak berujung” maksundnya adalah menginggatkan diri ,bahwa harus bekerja/sibuk dengan urusan yang tidak ada akhirnya.

§  “Terbelenggu dalam dekapan kawan duniawi” maksudnya adalah berteman dengan orang ( teman)yang membuat lalai.

§  “yang lupakan dariNya”yang membuat lupa kepada Allah

§  “lenakan dari keabadian” maksudnya adalah lupa akan akhirat

 

Bait IV

§  “Sadarlah wahai diri,dia bagaikan bayang-bayang”maksunya mengingatka diri bahwa dia (Dunia) hanya hal yang tidak abadi.

§  “Yang kau kejar tiada arti”maksudnya adalah yang di kejat tetapi tidak ada artinya

§  “Sadarlah wahai diri,semua hanya tipuan”maksudnya adalah menginggatkan diri bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi.

 

2)      Citraan

Citraan adalah karya sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan imajinatif bagi pembaca melalui ungkapan tidak langsung.

·         Citraan visual (penglihatan)

·         Citraan indra (penciuman)

·         Citraan indra (pendengaran)

·         Citraan indra (perabaan)

Di dalam puisi ini saya membuat

§  citraan visual (penglihatan) : “kau bagaikan fatamorgana di padang pasir”dan citraan visual juga terdapat pada kalimat puisi diantaranya ;

kilaumu begitu melenakan”,”dia bagaikan bayang-bayang”.

§  Citraan indra (perabaan)

“terbelenggu dalam dekapan kawan duniawi”

3)      Lambang (symbol)

Yaitu penggantian suatu hal/benda dengan suatu hal/benda lain.

§  Bayang-bayang melambangkan bersifat sementara”

§  Fatarmorgana melambangkan “dunia”

§  Ilusinya melambangka “ketidak abadian”

§  Keabadian melambangkan “akhirat”

 

 

Kegiatan 2

 

Menentukan Struktur Batin Puisi

 

1)    Tema

Tema dalam puisi “Hanya Bayang-bayang” adalah “Renungan”.Dalam puisi ini menceritakan sebuah renungan seorang manusia bahwa semua yang ada di dunia hanyalah sementara,dan tidak ada artinya,tetapi akhiratlah tempat yang abadi.yang dijelaska pada bait puisi:

……………………………..

Sadarlah wahai diri,

Dia bagaikan bayang-bayang.

Yang kau kejar tiada arti

Sadarlah wahai diri,

Semua hanya tipuan.

………………………………

2)      Perasaan

Perasaan yang ditekankan pada puisi ini adalah rasa kesedihan,dan keingginan penyair untuk mencoba mengintropeksi diri dan menginggatka dirinya bahwa di dunia tidak ada yang abadi.

 

3)      Nada

Nada yang digunakan dalam puisi ini adalah nada kesedihan ,dan unsur nada dalam puisi ini adalah kengina untuk menginggatkan dirinya.

 

4)      Amanat

Amanat yang disampaikan oleh penyair adalah dunia merupakan kesenanga sementara dan tidak akan abadi,dunia merupakan hal yang membuat kita lalai akan Allah dan hati akhir jikalau kita terus mengejarnya.jadi amanat yang disampaikan penyair adalah janganlah kita menjadikan ambisi hidup kita adalah dunia tapi jadikan lah ambisi hidup kita untuk akhirat.

 

 

Kegiatan 3

 

§  Unsur Ekstrinsik Puisi

“Hanya Bayang-bayang” merupakan sebuah puisi karya Olivya Chairisza,siswi SMA N 1 Lubuk Alung.Puisi ini menggambarka renungannya akan ketidak abadian dunia.dan penyair ingin menyampaikan bahwa kita harus berpandai-pandai dalah urusan dunia,karena kalau kita menjadikan ambisi hidup kita adalah dunia maka kita akan menyesal di kemudian hari.

 

§  Unsur Intrinsik Puisi

Puisi “Hanya Bayang-bayang” menggambarkan renungan seorang manusia tentang dunia yang membuatnya terlena dan lupa akan akhirat,kesenangan dunia memang begitu menyenangkan tetapi dunia dapaat membuat kita hilang akal,dan membuat kita lupa untuk menginggatkan diri bahwa kematian akan datang tanpa kita sadari.puisi ini juga menceritakan bahwa kita harus bisa membagi-bagi waktu antara dunia dan akhirat,dan kita harus selektif mencari teman,agar kita tidak jauh dari Allah,carilah teman yang selalu menginggatkan kita kepada Allah.jadi inti dari puisi ini bahwa dunia tidaklah abadi.hal ini terungkap pada bait puisi terakhir yang ditekankan oleh penyairnya.

…………………………….

Sadarlah wahai diri,

Dia bagaikan bayang-bayang.

Yang kau kejar tiada arti

Sadarlah wahai diri,

Semua hanya tipuan.

……………………………..

 

 

 

Leave a Reply