tugas resensi ayah mengapa aku berbeda?

Judul :  Ayah Mengapa Aku Berbeda
Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra / Inti Book Publishing
Kota Tempat Terbit : Jl. Taman Permata Indah 2 no.6 Jakarta 14450
Tahun Terbit : Cetakan ke-1, Juli 2011
Tebal halaman : 230 halaman

A. SINOPSIS

Memiliki keterbatasan fisik dan terlahir cacat di dunia ini bukanlah keinginan setiap orang. Angel, sejak lahir telah kehilangan ibunya yang berjuang atas kelahirannya yang premature. Ayah dan neneknya berjuang untuk membesarkan dengan penuh kasih sayang sampai akhirnya mereka tau, Angel tidak bisa mendengar dan divonis tunarungu oleh dokter. Selayaknya anak tunarungu, Angel harus berjuang untuk belajar bahasa tangan yang juga dengan susah payah akhirnya bisa dikuasai oleh ayah dan neneknya.

Setelah neneknya meninggal. Angel hanya memiliki ayahnya sebagai teman bicaranya. Karena pintar, guru-guru sekolah luar biasa menyarankan Angel untuk sekolah umum. Akhirnya untuk melanjutkan masa depan Angel, sang ayah memutuskan pindah ke kota besar sehingga Angel kelak dapat tumbuh dan besar dilingkungan masyarakat yang lebih terbuka padanya.

Menerima penolakan dari sekolah-sekolah yang merasa ia tidak layak karena cacat, Angel dan ayahnya nyaris putus asa sampai akhirnya mereka mendapatkan satu sekolah yang berbelas kasih akhirnya mau menerima Angel sebagai murid di sekolah itu.  Dunia yang selama ini Angel rasakan baik-baik saja, berubah seketika ketika ia harus bergaul dan hidup dengan orang-orang normal di sekolahnya.

Walau ia diterima di sekolah itu, ia tidak diterima oleh sebagian teman-temannya karena dianggap cacat. Ia hanya memiliki satu orang sahabat bernama Hendra yang selalu setia bersamanya. Suatu ketika, Angel mulai menyadari bakatnya yang luar biasa di bidang seni ketika secara tak sengaja ia melihat tim musik sekolahnya dan melihat sesuatu yang baru dalam hidupnya. Ia pun tertarik bermain piano dan mencoba untuk menawarkan diri sebagai anggota kelompok musik.

Sayangnya, Angel di tolak karena tidak memiliki bakat apapun. Ia menangis disamping sang ayah yang akhirnya memberitahu bahwa ia terlahir dari seorang ibu yang seorang pianis. Ayahnya pun mengajarkan dia untuk bermain piano dan terbukti walaupun Angel tidak pernah bisa mendengarkan suara piano akhirnya ia bisa bermain piano dengan hatinya. Singkat cerita ia pun diterima oleh tim sekolah musiknya. Tapi tidak oleh tim kelompok itu yang diketuai Agnes. Dengan berbagai cara Agnes berusaha mengusir Angel dari kelompok itu dengan kejamnya.

 

Menderita dan merasakan banyaknya hinaan, Angel nyaris putus asa sampai akhirnya ia terpilih sebagai tim kelompok musik untuk konser perayaan ulang tahun sekolahnya. Ia pun bersemangat bertahan walau harus menderita karena teman-teman yang membencinya, ia pun memberitakan berita bahagia itu kepada ayahnya yang akhirnya bahagia mengetahui Angel telah menjadi anak yang ia banggakan dengan kerterbatasan fisiknya.

Tapi harapan sang ayah agar melihat Angel bermain diatas panggung konser terhalang oleh serangan jantung yang membuat ayahnya harus dirawat di rumah sakit. Angel bimbang dan disamping itu ia tidak tahan dengan sikap teman-temannya yang selalu berusaha mengusirnya, akhirnya ia putuskan mundur dari kelompok musik dan berita itu membuat Agnes bahagia karena kelompok mereka akhirnya sempurna tanpa gadis cacat.

Tapi keputusan Angel keluar menjadi dilema karena ayahnya ingin melihat Angel di konser nanti, sehingga mau tidak mau Angel harus kembali ke kelompok musik itu agar sang ayah tidak bertambah buruk dari sakitnya. Keputusan Angel kembali ke kelompok membuat Agnes marah dan menyiksanya hingga tangannya terluka parah. Walau harus menderita, Angel tidak putus asa dan akhirnya ia berhasil tampil di panggung musik walau harus dikerjain teman-temannya.

Dengan didandani seperti badut. Angel muncul diatas panggung dan mempersembahkan musik piano untuk kesembuhan sang ayah. Ia sadar, dunia ini mungkin tidak pernah adil bagi dia yang cacat tapi dunia ini telah mengajarkan dia untuk menjadi anak yang kuat. Dunia dimana Tuhan menunjukkan kepadanya untuk terus bertahan dan membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan bagi seorang gadis cacat seperti ia membuat hal yang mustahil menjadi terjadi.

C. UNSUR INTRINSIK

  1. Tema

Kisah pilu seorang gadis tuna rungu yang menjalani hidupnya dengan penuh semangat dan kesabaran, walau pun cacian selalu menghampiri perjalanan hidupnya.

  1. Alur

Maju

  1. Penokohan dan Watak
    1. Angel

Tokoh utama dalam cerita yang ada di novel tersebut menceritakan bahwa sosok Angel adalah seorang gadis yang tidak mudah putus asa, penyabar dan baik hati.

  

    1. Ayah Angel

Ayah yang berperan menjadi sosok penyemangat anaknya yang bernama Angel itu memiliki sifat sabar, penuh semangat, berwibawa dan baik hati.

    1. Hendra

Hendra sebagai teman Angel yang selalu menemani Angel dalam kisah pahit hidup Angel. Hendra cukup baik hati dan  peduli pada temannya.

    1. Agnes

Tokoh antagonis. Dia memiliki sifat yang tidak mempunyai  hati, jahat, tidak mau kalah dan tidak peduli pada keadaan orang. Dia selalu berprilaku kasar pada Angel.

 

  1. Latar    

 

    1. Tempat

–          Rumah Angel

–          Toko Kue

–          Sekolah

–          Kantin sekolah

–          Ruang musik

–          Parkiran sekolah

–          Rumah Agnes

–          Taman

–          Aula sekolah

–          Panggung pagelaran seni

    1. Suasana

–          Tegang

·         Aku  menangis dan menjerit, tapi tak ada seorang pun di depan komplek.

·         Spontan, aku langsung melemparnya. Agnes dan teman-temannya tertawa melihat ketakutanku.

·         Aku takut sekali kalau-kalau tongkat itu sampai ke tanganku.

–          Sedih :

·         Dengan tangis, ibu meninggalkan rumah dan kemewahan  miliknya.

·         Tak pernah disangka Ayah, itulah pesan terakhir Ibu untuk Ayah sebelum ia meninggal. Ayah hanya bisa menangis dan tegar untuk kedua kalinya ia harus ditinggalkan Ibu.

·         Kesedihan Ayah tanpa kusadari membuatku ikut menangis.

·         Aku  menangis dan memandang untuk terakhir kalinya rumah kenangan masa kecilku, menuju perjalanan panjang tanpa lelah ke sebuah kota yang penuh harapan.

·         Air mataku berjatuhan kala menumpahkan rasa kehilanganku.

·         Seumur hidupku, baru kali ini aku merasakan kesedihan yang begitu pahit. Kesedihan karena Ayah tidak percaya padaku.

 

–          Mengaharukan :

·         Nenek berhenti mengayun dan melepas kaca matanya, air matanya terjatuh dan ia hapus dengan perlahan.

 

–          Bahagia :

·         Ayah benar-benar seperti mabuk kepayang dengan permintaan ibu. Hatinya begitu senang sehingga membuat Nenek harus mengetuk kepalanya dengan sendok adonan.

·         Nenek dengan senang hati melakukan apa yang aku inginkan.

·         Mendengar hal itu, ayah begitu bergembira sambil mengucapkan terima kasih.

·         Hari ini adalah hari terindah dalam hidupku.

·         Terima kasih Tuhan untuk orang-orang yang telah mengasihiku, hari ini begitu indah.

 

–          Mencekam :

·         Aku  terdiam dan ketakutan, entah mengapa rasanya aku tidak bisa melawan ketika ia memperlakukanku dengan kasarnya.

·         Mereka menjambakku, memukulku, dan membuat sekujur tubuhku penuh dengan bekas kaki kotor mereka

 

    1. waktu    

–          Setelah dua bulan

–          Sampai hari ini

–          Beberapa waktu kemudian

–          Keeokan harinya

–          5 tahun kemudian

–          Setahun kemudian

–          Selama 5 jam

–          Pagi hari

–          Siang hari

–          Sejak malam itu

–          Beberapa minggu setelah itu

–          Malam itu

–          Hari ini

–          Sore menjelang malam

–          Sore itu

–          Malam itu

     

  1. Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang menggunakan kata ganti orang pertama. Dilihat dari kalimat yang menggunakan kata aku dalam setiap ceritanya. Misalnya dalam kalimat:  Sayangnya aku terlahir dengan keadaan tuli.

 

 

  1. Gaya bahasa  

Bahasa yang digunakan oleh pengarang di dalam novel itu cukup sopan mengingat tema yang terdapat dari novel tersebut diangkat dari perjuangan hidup seseorang yang sangat menjunjung tinggi nilai moral.

 

  1. Amanat   

Banyak sekali pesan yang disampaikan melalui novel tersebut. Perjuangan hidup Angel yang sangat mengharukan bisa mendorong kita untuk tidak mudah berputus asa dalam menjalani hidup walaupun memiliki banyak kekurangan.

 UNSUR EKSTRINSIK

    1. Pandangan hidup

Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita harus senantiasa bersyukur. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam segala kekurangan yang membelit cita-cita yang tinggi. Pada dasarnya kekurangan tidak berkorelasi/berinteraksi langsung dengan kecerdasan otak. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita teladani dari novel tersebut seperti  moral, pentingnya sebuah persahabatan ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak.

. KEKURANGAN

Biar pun novel ini memiliki nilai-nilai moral yang sangat mendidik, bahkan nyaris tidak memiliki kekurangan. Namun menurut kami ada beberapa kekurangan yang terdapat pada novel tersebut, dalam novel itu menceritakan seseorang yang bernama Agnes yang memiliki sikap tidak terpuji padahal ia masih berada ditingkat sekolah dasar. Yang seharusnya sikap itu tidak ada pada siswa sekolah dasar.

F. KELEBIHAN

  1.  Organisasi

Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit.

 

 

 

 

  1. Isi

Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam segala kekurangan yang dimiliki Angel tidak membuat Angel putus asa dalam meraih keinginan dan cita-citanya. Bahkan kekurangan itu menjadikan suatu dorongan baginya untuk berkarya. Angel  menuntun kita dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar kita dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar kita menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan kita sendiri. Secara keseluruhan kami menilai novel ini bagus dan membangun. Tuturannya mengalir, menyentuh, mencerahkan, membidik pusat kesadaran, dan jauh dari sifat menggurui

     c.  Bahasa

Bahasa yang digunakan pengarang tidak berbelit-belit membuat kita mudah memahami cerita dari novel tersebut.

.  KESIMPULAN

 

Novel ini cukup mendidik, bagus untuk dibaca oleh semua kalangan. Khususnya, remaja masa kini. Karena banyak sebagian dari para remaja tidak menghargai dan mengetahui arti sebuah kehidupan. Yang mereka tahu hanya kehidupan yang indah yang selalu mereka jalani, tanpa mengetahui banyak orang yang berjuang untuk kehidupannya yang begitu sulit dan penuh perjuangan.

Leave a Reply